Enam Dokter Muda Papua Jalani Pelatihan SIPSS: Siap Jadi Garda Depan Layanan Kesehatan di Daerah Terpencil

Tribratanews.co – JAKARTA | Enam dokter muda asal Papua kini tengah menjalani pendidikan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Gelombang I tahun 2025. Mereka adalah Jack Johanes Pical, Ilham Aaas Hamka, Alex Stendly Nuburi, Herlambang Andreka Junior Dwi Putra, Arfinsasi Putra, dan Marlina Putri Purnama Sari Pekpekai. Meski memiliki latar belakang dan pengalaman yang beragam, keenamnya memiliki satu tujuan yang sama: memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Papua, terutama di daerah pelosok yang masih minim akses layanan kesehatan.

“Saya melihat sendiri bagaimana sulitnya akses layanan kesehatan di Bintuni. Banyak daerah pesisir dan pegunungan yang kekurangan tenaga dokter. Melalui SIPSS, saya berharap bisa menjadi dokter sekaligus polisi, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat,” ujar Jack Johanes Pical, salah satu peserta didik SIPSS Gelombang I T.A 2025.

Pengalaman serupa juga dirasakan oleh Alex Stendly Nuburi, yang pernah bertugas di Puskesmas Arbaiz, Kabupaten Sarmi, sebuah wilayah terpencil yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 10 jam dari Kota Jayapura.

“Tahun 2024 saya bekerja di puskesmas Arbaiz yang terletak di Kabupaten Sarmi. Puskesmas saya itu merupakan puskesmas yang sangat terpencil,” kata Alex.

Minimnya tenaga medis dan fasilitas kesehatan di Papua juga menjadi motivasi bagi Herlambang Andreka Junior Dwi Putra. Baginya, menjadi dokter bukan hanya sekadar cita-cita pribadi, tetapi juga panggilan untuk membantu keluarga dan masyarakat di lingkungan tempat ia tinggal.

“Menjadi dokter merupakan cita-cita kecil menolong orang. Kini saya mendapat kesempatan untuk memberi manfaat kepada lebih banyak orang dengan menjadi siswa SIPSS yang nantinya disiapkan sebagai polisi dengan keahlian di bidang medis,” kata Herlambang.

Para dokter muda ini juga memiliki mimpi besar untuk mengembangkan karier mereka di bidang spesialisasi kedokteran. Marlina Putri Purnama Sari Pekpekai, misalnya, bercita-cita menjadi dokter spesialis saraf setelah melihat langsung kondisi di daerahnya yang kekurangan tenaga medis ahli di bidang tersebut.

“Saat saya sedang internship di Merauke, di sana saya tinggal bersama kakek saya yang usianya sudah renta, di atas 70 tahun. Beliau terkena serangan stroke, sedangkan di Merauke pada saat itu sama sekali tidak ada dokter saraf, sehingga kakek saya berpulang. Dari situ saya memiliki nilai sensitifitas terhadap bidang ini,” kata Marlina.

Keinginan untuk memberikan perawatan kepada masyarakat kurang mampu di Papua, terutama lansia, juga diutarakan oleh Ilham Aaas Hamka. Ia berencana melanjutkan pendidikan menjadi dokter spesialis penyakit dalam karena ruang lingkup pengetahuan di bidang ini sangat luas.

“Setelah menjadi dokter polisi, saya ingin melanjutkan lagi menjadi dokter spesialis terutama dokter spesialis penyakit dalam. Kenapa saya memilih spesialis penyakit dalam karena untuk penyakit dalam ruang lingkup pengetahuannya sangat luas. Misalnya pada saat ada pasien jantung dan pasien itu geriatri atau usia lanjut, pasti akan dikonsulkan kepada spesialis penyakit dalam,” ujar Ilham.

Hal senada juga disampaikan oleh Arfinsasi Putra, yang bercita-cita menjadi dokter spesialis internis setelah melihat banyaknya masyarakat di Papua Pegunungan yang membutuhkan layanan kesehatan untuk penyakit dalam.

“Masyarakat di Papua Pegunungan banyak yang memiliki keluhan penyakit dalam, tapi di sana hanya ada dokter umum, termasuk saya. Hal ini yang memotivasi saya untuk melanjutkan spesialisasi penyakit internis guna menolong warga yang membutuhkan layanan kesehatan,” kata Arfin.

Irwasum Polri, Komjen Pol Dedi Prasetyo, menyambut baik semangat para dokter muda asal Papua ini.

“Kami sangat mengapresiasi semangat pengabdian para dokter muda asal Papua. Kehadiran mereka di Polri akan memperkuat upaya kami dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat, khususnya di daerah terpencil,” ujarnya.

Komjen Pol Dedi Prasetyo juga menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan program pemerintah Presiden Prabowo untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di daerah terpencil dan tertinggal.

“Pemerintah Pak Prabowo berupaya menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih baik di daerah pelosok, termasuk Papua. Polri mendukung dengan merekrut dokter-dokter melalui penerimaan SIPSS. Mereka nantinya akan kami tugaskan di tempat asal mereka di Papua,” imbuh Komjen Pol Dedi Prasetyo.

Para dokter muda asal Papua berharap dapat segera menyelesaikan pelatihan dan kembali ke kampung halaman mereka untuk mengabdi kepada masyarakat Papua sebagai dokter dan juga polisi, sebagai bentuk kontribusi nyata bagi peningkatan layanan kesehatan di tanah kelahiran mereka.

Sumber: Mabes Polri

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *